Inovasi Martabak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka, Dukung Kurikulum Merdeka
BANGKAPOS.COM, BANGKA — Dinas Pariwisata dan Kebudayaan melalui Bidang Kebudayaan menyelenggarakan Inovasi Martabak ( Mari Kita Belajar Budaya Bangka) bagi para pelajar di Kabupaten Bangka.
Kegiatan Martabak di Gedung Juang Sungailiat pada Sabtu (27/1/2024) Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dengan menerima kunjungan pelajar siswa siswi SD Maria Goretti Sungaliat yang ingin mengetahu budaya Bangka.
“Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung kurikulum Merdeka yang dicanangkan Kemendikbudristek dimana para siswa dan guru diberikan kebebasan berkreasi melalui konten pembelajaran guna meningkatkan minat dan kompetensi siswa,” kata Kadin Parbud Bangka Rismy Wira Maddona.
Dalam kegiatan kunjungan para siswa SD Maria Goretti disambut dengan tarian tradisional bangka yaitu tari sambut dari Sanggar Lawang Budaya Junior. Kemudian disambut dan dibuka dengan penampilan musik grup dambus Dinparbud Bangka sekaligus pengenalan alat musik tradisional Kabupaten Bangka.
Para pelajar ini diberikan informasi seni dan budaya dengan pembelajaran secara visual oleh nara sumber. Antara lain pengenalan adat istiadat seni dan budaya Bangka meliputi budaya nganggung, tarian tradisional, seni berpantun, lagu adat Bangka, alat musik tradisional, alat transportasi kerito surong, permainan tradisional Bangka, rumah adat bangka, pakaian pengantin paksian Bangka, sejarah pahlawan nasional Bangka dan keanekaragaman budaya lainnya.
Rismy Wira Maddona menyambut baik dan memberikan apresiasi terhadap kegiatan kunjungan para pelajar melalui sekolah guna mempelajari dan mengenal budaya Bangka.
Program mengenal budaya dapat memupuk rasa bangga dan cinta anak-anak terhadap budaya sendiri karena merekalah generasi yang akan melanjutkan tujuan didirikannya bangsa Indonesia. Secara mendasar budaya adalah identitas suatu bangsa untuk membedakan diri dengan bangsa lain. Mengenal budayanya maka akan anak mengenal bangsanya.
“Dengan mengenal bangsanya, anak pada akhirnya mengenal siapa asal usulnya. Ketika dewasa anak tidak lupa siapa asal usul dirinya. Tidak malu ketika berhadapan dengan bangsa lain. Sehingga tidak gampang terpengaruh oleh budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya sendiri,” kata Rismy Wira Maddona.
Sebagai penutup penampilan tari persahabatan yaitu tari campak dengan mengajak para siswa dan para guru menari bersama. Anak anak terlihat sangat terhibur dan antusias menari bersama dan menyimak selama kegiatan berlangsung. (deddy marjaya)
Penulis: deddy_marjaya
Editor: khamelia
