TARI SAMBUT SEPINTU SEDULANG
Tari Sambut Sepintu Sedulang yang mencerminkan adat istiadat masyarakat Bangka yang ramah tamah, sopan santun, gembira dan bahagia, tulus dan terbuka terhadap siapa saja, khususnya tamu istimewa yang datang berkunjung ke negeri sepintu sedulang semakin di patenkan dan di perkenalkan kepada masyarakat luas termasuk sering kali di tampilkan pada saat menyambut tetamu agung mulai dari presiden, menteri dan tamu-tamu yang di anggap istimewa lainnya baik yang berasal dari luar maupun dari dalam daerah.
Tari Sambut Sepintu Sedulang juga di perkenalkan hingga ke Negeri Sriwijaya Palembang Sumatera Selatan, Tepat pada tanggal 10 juli tahun 1985, saat Sumatera Selatan masih berkuasa atas pulau Timah ini, Tari Sambut Sepintu Sedulang di persiapkan untuk mengikuti even seni ke tingkat Propinsi Sumatera Selatan di Palembang yang di gelar pada tanggal 20 juli 1985. Sejak itulah , masyarakat di dalam maupun di luar daerah bangka semakin mengenal Tari Sambut Sepintu Sedulang sebagai tari tradisi penyambutan tetamu agung yang ada di Kabupaten Bangka, bahkan saat ini hampir seluruh komunitas seni yang ada khususnya di pulau Bangka mempelajari dan menampilkan Tari Sambut Sepintu Sedulang ketika mereka di percayakan menyambut tamu agung yang datang melalui upacara penyambutan di Bandara Depati Amir Pangkalpinang maupun di tempat-tempat lainnya.
Tari sambut sepintu sedulang, setiap ragam gerak dan syair musiknya masing- masing memiliki arti tersendiri, di awali dari gerak silat yang di lakukan oleh 2 hingga 4 orang dengan bersenjatakan tombak atau menggunakan parang merupakan bentuk kesigapan dan tanggung jawab masyarakat Bangka yang akan selalu melindungi, memberi rasa aman kepada siapa saja yang datang berkunjung ke pulau Bangka,sedangkan dalam gerak tarinya yang gemulai namun tegas mencerminkan keanggunan dan keramah tamahan gadis-gadis Bangka serta kegagahan pemuda-pemuda bangka sebagai wujud penghormatan kepada para tamu yang datang berkunjung kepulau Bangka,tidak hanya idiom-idiom tersebut, sejumlah symbol-simbol adat istiadat dan tradisi yang berlaku di tengah masyarakat Bangka pun di tampilkan dalam ragam gerak tari sambut sepintu sedulang maupun property serta busana yang di tampilkan diantaranya persembahan sekapur sirih yang di letakkan di kedalam tepak, kembang rampai dan beras kunyit yang di letakkan di dalam bokor yang di bawa oleh penari wanita yang berkostum pengantin paksian berwarna merah dan ungu serta tudung dulang dan paying lilin yang di bawa oleh penari pria yang berkostum telok balanga, sebagai wujud penghormatan masyarakat Bangka yang senantiasa akan selalu memberikan yang terbaik kepada para tamu yang datang berkunjung.
Sumber : Gustari
Fotografer : Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan